Jumat, 27 Desember 2013

REFLEKSI MINGGU KESEBELAS

PERTANYAAN:
1.Apa yang diperoleh hari ini?

2.Apa kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesebelas?

3.Bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan pertemuan minggu kesebelas?

JAWABAN :
1. yang saya peroleh dari kuliah kesebelas adalah mengkaji blog dari link yang telah diberikan dosen, membuat flowchart rancangan blog yang akan saya buat, membuat blog.. secara individu

2. kesulitan
belum mengerti cara membuat sub menu blog.

3. cara mengatasi
bertanya kepada mahasiswi AMIKOM, mencari referensi di internet.

4. harapan ,
sukses selalu. amin

REFLEKSI MINGGU KESEPULUH

PERTANYAAN:
1.Apa yang diperoleh hari ini?
2.Apa kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesepuluh?
3.Bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan pertemuan minggu kesepuluh?

JAWABAN:
1.Yang diperoleh hari ini, tanggal 26 November 2013
Yang saya dapatkan pada minggu kesepuluh, sistem pembelajaran online… membuat media pembelajaran IC, bebas apa saja.

2.Kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesepuluh
Alhamdulillah sedikit ada.

3.Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesepuluh:
dijalani saja, insyaallah bisa.

REFLEKSI MINGGU KESEMBILAN


PERTANYAAN :
1.Apa yang diperoleh hari ini?
2.Apa kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesembilan?
3.Bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan pertemuan minggu kesembilan?

JAWABAN :
1.Yang diperoleh hari ini, tanggal 27 November 2013
Yang saya dapatkan pada minggu kesembilan, PRESENTASI… kelas 3E mendapat tugas dari bapak Wahyu, untuk presentasi hasil ppt yang telah dibuat minggu sebelumnya. dipimpin oleh ketua kels. Alhamdulillah semua kelompok telah selesai untuk presentasi karena kerjasama yang mendukung.

2.Kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesembilan
Alhamdulillah tidak ada

3.Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan/hambatan pertemuan minggu kesembilan:
JALANI SEMUA YANG ADA…. FIGHTING 

REFLEKSI MINNGU KEDELAPAN

PERTANYAAN:
1.Apa yang diperoleh hari ini?
2.Apa kesulitan/hambatan pertemuan minggu kedelapan?
3.Bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan pertemuan minggu kedelapan?

JAWABAN:
1.Yang diperoleh hari ini, tanggal 20 November 2013
Yang saya dapatkan pada minggu kedelapan, setelah perkuliahan dimulai, setiap kelompok yang terdiri dari 15 – 16 orang membahas tentang pembelajaran online melalui facebook, disitu saya menjadi gurunya lalu 14 teman saya menjadi muridnya. sebelumnya dari 15 orang ini menjawab 4 pertanyaan dari bpk Wahyu terkait dengan pembelajaran online. Sekretaris kelompok mengunggah skenario pembelajaran, lalu saya mengunggah materi simulasi pembelajaran di 4shared.com, kalau pun tidak bisa materi tersebut dapat diunduh dari buku sekolah elektronik.

2.Kesulitan/hambatan pertemuan minggu kedelapan
mengunggah materi untuk simulasi pembelajaran ke facebook maupun ke 4shared.

3.Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan/hambatan pertemuan minggu kedelapan:
terus berusaha sampai berhasil dalam mengunggah semua materi yang dibutuhkan baik untuk kelompok kami, maupun untuk khalayak umum. hidup ICT.REFLEKSI MINGGU KEDELAPAN

FOTO KEGIATAN BELAJAR SD N TUKANGAN

Ibu Eni Sedang Menjelaskan Materi

Ibu Eni Menyuruh Muridnya Untuk Membaca Peta

Murid Paling Rajin Di Kelas

Lagi Serius Belajar

TIPS MEMBACA CEPAT

Meningkatnya pengetahuan adalah dengan banyak membaca. Membaca di sini baik dalam ilmu dunia maupun ilmu agama. Dengan mengefisienkan waktu, bahan bacaan yang begitu banyak bisa dibaca dengan cepat dalam waktu singkat.
MEMBACA CEPAT

Tips membaca cepat inilah yang bisa ditempuh. 
1. Percepat: Bagian yang sudah dipahami bisa dipercepat. Bahkan bagian yang terasa tidak penting bisa dilompati.
2. Perlambat: Bagian yang sulit dipahami diperlambat guna memahami istilah baru dan sulit.
3. Tidak bersuara: Tidak perlu mengeluarkan suara saat membaca karena seperti itu membuat proses membaca memakan waktu lebih lama.
4. Tidak bergerak: Tidak banyak bergerak saat membaca akan membuat proses membaca lebih cepat dan tidak jadi membuang-buang waktu.
5.  Merasa diri tidak tahu: Ketika membaca buku atau kitab janganlah berpikir bahwa kita sudah tahu isi buku tersebut karena hal itu akan membuat kita tidak ingin tahu lebih banyak atau tidak ingin menambah ilmu. Jadinya kurang semangat untuk mengulas isi buku.

Semua hal di atas semakin mudah dilakukan jika kita senantiasa meminta tolong pada Allah dan selalu memohon pada-Nya ilmu yang bermanfaat.

Sumber : http://remajaislam.com/dunia-muda/tips/221-5-tips-membaca-cepat.html

KATA-KATA SEMANGAT

MOTIVASI SEMANGAT
Kata-kata semangat belajar agar Selalu Semangat belajar merupakan salah satu syarat seseorang mencapai apa yang diinginkan, tanpa belajar adalah mustahil kita bisa melakukan apa pun untuk cita-cita kita. Tapi kadang rasa bosan adakalanya datang dan membuat kita menjadi malas, padahal hati kecil berkata kata tidak, namun karena rasa malas yang begitu kuat akhirnya kita pun enggan melakukan apa-apa. Agar semangat selalu menyala-nyala kita membutuhkan sebuah motivasi. Motivasi bisa bersumber dari mana-mana. Bisa dari orang lain, buku atau bacaan, motivator, sebuah peristiwa, kata-kata bijak, dan lain-lain. berikut kata kata semangat belajar buat anda semua.
Orang tua kerja untuk menghidupi anaknya, anaknya sekolah agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak di kemudian hari. Dengan belajar dan mendapatkan nilai baik adalah cara jitu pelajar untuk membahagiakan orang tuanya.

kita akan terheran-heran dengan prestasi yang bisa kita capai, asal saja kita tak peduli siapa yang akan memperoleh pujian

Teruslah belajar, karena diatas orang yang pintar masih ada orang yang lebih pintar lagi.

Penyesalan memang datang belakangan yaitu datang ketika waktu tua, karena menyesal kenapa waktu muda malas belajar.

Bangun pagilah walaupun mata masih ingin terpejam, lawanlah rasa kantukmu untuk menggapai mimpi indahmu.

Banyak orang yang menyesal bahwa ia tidak belajar di waktu muda. Sehingga saat ia tua, ia tak ingin anaknya seperti dirinya.

Jika kau belajar hanya ingin pintar, hal ini mudah. Namun jika kau belajar karena ingin benar, hal ini paling sulit. Maka belajarlah untuk keduanya, kau bisa berpikir pintar dan berbuat benar.

Seandainya kau benar-benar belajar di waktu sekolah, maka pintu penjara tak akan pernah mendekatimu. Percayalah, tak ada pendidikan yang mengajakmu ke pintu penjara.

Jika gurumu keliru, jangan pojokkan dia. Bagaimanapun, ia sudah berusaha menjelaskan yang sebenarnya. Tunjukan letak kesalahannya, dengan berkata lemah lembut bukan seperti pendemo. Karena tidak ada pendidikan yang mengajarkan murid berkata kasar kepada guru.

Kemalasan bisa datang kapan saja, namun rasa malas tidak akan menang jika kau selalu rajin. Belajarlah disiplin, karena malas tidak pernah rela kepada manusia yang disiplin.

Kau ini bukan bodoh, kau hanya kurang pintar. Cobalah sedikit tekun ketika belajar, maka kau akan lebih cerdas dari siapapun.

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun
Mengawali segala sesuatu dengan niat baik akan mendatangkan hasil yang baik pula.

Kalau orang lain bisa, maka pasti saya juga bisa melakukannya. Dan jika orang lain tidak bisa, maka saya harus jadi orang pertama yang bisa.

Belajar merupakan inti dari apa yang kita cari untuk keluar dari masalah dan kesulitan.

Seberapa besar usaha yang kita lakukan maka itu sangat menentukan seberapa besar hasil yang akan kita dapatkan.

Belajar bukan hanya diperuntukkan bagi pelajar atau mahasiswa saja. Karena setiap manusia, baik tua ataupun muda juga wajib belajar.

Belajarlah supaya engkau tau apa yang sebelumnya belum kau tau.

Semangat diperlukan bagi mereka yang ingin meraih mimpi didalam hidupnya.

Orang yang pintar adalah orang yang mau menyisihkan waktu untuk belajar.

Belajar adalah awal proses dalam meraih kesuksesan.

Semua manusia itu pandai, bila kamu dianggap bodoh, maka solusi supaya tidak dianggap bodoh lagi yaitu minimal membaca dan belajar.

Ibarat kata, sebuah pekerjaan adalah seorang kekasih. Jika kamu menyayanginya, maka kamu juga akan disayangi olehnya.

Gunakanlah saat sehatmu, sebelum datang saat sakitmu. Gunakanlah masa mudamu, sebelum masa tuamu dan gunakanlah saat kau bisa bekerja sebelum kau tidak bisa bekerja.

Bekerja bukan hanya membutuhkan kerja keras saja, tapi bekerja juga perlu membutuhkan ketulusan.
Banyak orang yang dipusingkan oleh pekerjaan, tetapi banyak pula orang yang dipusingkan karena tidak memiliki pekerjaan. So, bersyukurlah.

Dalam dunia kerja, permasalahan adalah suatu ujian untuk ditaklukkan, bukan untuk dihindari.

Kerja memang melelahkan, nikmatilah pekerjaan supaya tak terasa melelahkan.

Belajar yang sesungguhnya bukanlah ketika di bangku sekolah atau bangku kuliah tetapi ketika kita bekerja.

Kegagalan bukanlah musibah, tetapi itulah cobaan yang harus kau jinakkan.

Sumber : http://kata-mutiara.org/kata-kata-semangat-belajar/

MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR

SEMANGAT BELAJAR
Siapa yang tidak tahu kalau bejarar bisa membuat orang pandai. Siapa yang tidak tahu kalau banyak membaca bisa membuat orang berpengetahuan. Siapa yang tidak ingin pandai? Siapa yang tidak ingin banyak pengetahuan? Siapa saja ingin!

Balajar merupakan sebuah keharusan, dari yang muda sampai yang tua. Belajar yang paling efektif adalah belajar ketika masih muda. Sebuah ungkapan menyatakan, “belajar di waktu muda bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu tua bagai melukis di atas air”. Ungkapan tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Masa muda merupakan masa yang memiliki semangat juang yang tinggi dan puncak dari segala rasa ingin tahu manusia. Karena pada masa tersebut adalah masa “pembelajaran” bagi manusia menjadi manusia dewasa, manusia yang kaffah.

Namun, kenapa kebanyakan anak yang menginjak remaja banyak yang malas untuk belajar? Malas untuk membaca? Rasa ingin tahu yang tinggi membuat emosional mereka ingin segera merasakan sebuah kenikmatan instan terhadap apa yang dilakukannya tanpa terlalu memikirkan resiko-resikonya. Imbasnya, banyak yang terlibat salah pergaulan: tawurah, mabuk-mabukan, terlibat seks bebas, dlsb. Kemalasan akan tercipta apabila seseorang tidak memiliki planning (perencanaan) yang jelas dan niat yang kuat dalam hidupnya. Seserorang yang belajar tidak akan merasakan kenikmatannya saat itu juga. Nah, disinilah sebenarnya tantangan bagi seorang pelajar: membangun kesabaran!


Islam datang mengusung spirit membaca. Bukti bahwa Islam mengusung spirit membaca bisa dilihat dari ayat Al-Quran yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira’, yakni Iqro’ serta bagaimana Allah mengajarkan nama-nama benda dan makhluk kepada Nabi Adam. Tidak hanya itu, Islam mensyaratkan bahwa umat Islam seyogyanya harus menuntut ilmu sejak dari lahir sampai menghembuskan nafas terakhir. Setidaknya, spirit yang telah diusung oleh agama kita tersebut menjadikan modal awal bahwa belajar itu merupakan sebuah kewajiban.

Tidaklah begitu sulit untuk menumbuhkan semangat belajar. Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan. Pertama, membangun kemantapan hati bahwa kita memiliki impian atau cita-cita. Thomas Friedrick, seorang filosof asal Jerman mengatakan, kalau bukan karena harapan-harapan maka hati pun akan mati. Seseorang yang tidak memiliki harapan (impian atau cita-cita), maka hidupnya akan seperti setitik air di atas daun talas.

Kedua, kita dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai: orangtua, guru, atau teman yang akan bangga jika kita menjadi orang yang berilmu. Ketika kita dilahirkan ke dunia, orang-orang tersenyum bahagia melihat kita lahir, sementara kita menangis karena akan mengarungi kehidupann yang fana ini. Maka, baliklah suasana itu pada saat kita akan meninggal: kita mati dengan keadaan tersenyum bahagia, sedangkan mereka menangis karena kehilangan seseorang yang sangat berharga.

Ketiga, pupuklah rasa iri kepada orang yang lebih tinggi ilmunya, tetapi jangan dibumbui dengan sifat dengki. Kalau mereka bisa, mengapa saya tidak? Selalulah hadirkan pertanyaan ini apabila kita melihat orang yang berprestasi. Tidak hanya itu, dekati dan temanilah orang tersebut. Tidak perlu malu untuk belajar kepada siapa pun meski kepada bocah kecil sekali pun.

Belajar, Melatih Kepekaan Respon Otak
Dalam sebuah teori psikologi, manusia adalah animal educandum, yaitu hewan yang bisa dididik. Perbedaan antara manusia dan hewan lainnya hanyalah terletak pada otak. Hewan tidak memiliki otak yang bisa berpikir selayaknya manusia. Hewan menggunakan insting untuk mengenali lingkungannya; mengenali waktu, mencari makan dan merespon bahaya. Sedangkan manusia memiliki keduanya, insting dan otak. Manusia akan mencari makanan apabila lapar, mata berkedip sendiri. Itulah beberapa contoh kerja insting yang tak memerlukan perencanaan.

Berbeda halnya dengan otak. Otak adalah sarana untuk berpikir. Sarana untuk merespon segala tindakan-tindakan yang telah, sedang, atau akan terjadi. Semakin kaya otak akan segala bentuk informasi maka semakin cepat pula respon kerja otak dalam bertindak dan menyikapi suatu keadaan. Ada sebuah anekdot yang sangat menggugah hati saya sejah dahulu. Bahwa, seandainya otak orang Indonesia dijual, maka akan lebih mahal nilainya ketimbang otaknya orang jepang. Kenapa? Karena otak orang Indonesia masih lebih orisinil ketimbang otak orang jepang karena jarang dipakai.

Memang, seseorang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang berbeda, atau dalam istilak kerennya Intelegence Questions (IQ). Akan tetapi yang paling menentukan adalah bukan terletak pada seberapa tinggi tingkat kecerdasan seseorang, melainkan seberapa giat dan sungguh-sungguh seseorang itu belajar mengasah otaknya. Sekarat apa pun pedang dan sekeras apa pun kayu apabila pedang itu dipukulkan secara terus menerus pasti akan dapat menebas kayu itu. Air setetes saja bila jatuh terus menerus bisa melubangi batu yang keras. 

Sumber :  http://rantingcahaya.blogspot.com/2013/02/menumbuhkan-semangat-belajar-bagi-siswa.html

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

BELAJAR MENYENANGKAN


Dalam proses belajar mengajar akan lebih efektif bila dilakukan dalam situasi yang menyenangkan, baik bagi anak didik maupun guru. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.   Bila guru mengajar dengan cara menyenangkan, anak didik pun menjadi ikut senang.  Sebaliknya, bila anak didik sudah merasa senang, maka belajarpun menjadi semangat.   Melihat anak didiknya antusias dalam belajar tentunya guru pun akan senang dan merasa puas bahwa proses pembelajaran berhasil dilakukan.

Kenapa belajar itu harus senang?
Proses pembelajaran akan mudah diterima dan dipahami bila situasi hati kita senang.    Perasaan senang tersebut menghasilkan rasa sayang, ini artinya bila anak didik sudah berhasil timbul rasa senangnya terhadap apa yang dipelajari,  akan menumbuhkan rasa sayang terhadap pelajaran yang ia peroleh.    Jika sudah sayang, mereka akan rela melakukan apapun demi menjalani yang mereka sayangi.    Sehingga belajar bukan lagi aktivitas yang harus disuruh terlebih dahulu, tetapi timbul kesadaran dari dirinya sendiri, tanpa adanya paksaan dari faktor eksternal.
Membuat siswa senang dalam belajar merupakan tugas wajib setiap guru.    Hal ini bertujuan agar apa yang sudah disampaikan oleh guru tidak menjadi sia-sia saja, melainkan dapat terserap dan diaplikasikan oleh anak didiknya.     Mengajarkan anak didik, dapat diibaratkan seperti mengisikan air ke botol tertutup.     Guru perlu membuka tutup botol terlebih dahulu dengan cara menciptakan rangsangan untuk menggugah minat belajar anak didiknya.     Jika tutup botol sudah terbuka, kita akan mudah untuk menuangkan isi kedalamnya dengan berbagai materi sesuai yang kita harapkan.

Empati dengan anak didik

Menurut Bobbi De Porter, penemu metode dan penulis buku quantum learning dan quantum teaching, menyatakan bahwa “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.    Maksudnya, kita sebagai guru harus berempati terhadap situasi dan kondisi anak didik.    Bila anak didik senang dengan bermain, kita harus mampu untuk masuk ke dalam dunia bermainnya mereka. Bila kita berhasil masuk ke dalam dunia bermain yang mereka sukai, kita dapat antarkan materi sesuai yang kita harapkan.    Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya bukan hanya memberikan materi yang harus dipelajari anak didik, tetapi lebih jauh dari itu, diajarkan pula bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam belajar.

Manfaat pembelajaran menyenangkan 
Dalam upaya menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, banyak hal bisa dilakukan oleh guru.    Guru harus mampu menciptakan proses, lingkungan dan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan.    Semakin guru berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, anak didik pun akan semakin termotivasi untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih dan guru pun bisa berprestasi gemilang.    Proses pembelajaran yang menyenangkan ternyata juga dapat bermanfaat bagi kesehatan, karena situasi yang terbentuk selalu menyenangkan, hati gembira, nyaman dan pikiran tanpa beban, hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan psikis bagi guru dan anak didik.
Lembaga yang wajib menerapkan metode belajar yang menyenangkan dapat kita jumpai di biMBA-AIUEO.    biMBA merupakan suatu wadah yang mampu membimbing anak-anak agar timbul minat baca dan belajarnya.    Dengan metode small step system dan individual system, biMBA membimbing anak-anak Indonesia untuk bermain sambil belajar.   Didukung dengan tenaga pengajar, yaitu para motivator-motivatornya, biMBA selalu menciptakan lingkungan belajar menyenangkan.    Situasi menyenangkan ini dapat kita nikmati mulai dari awal datang ke biMBA, anak akan disambut dengan penuh kehangatan, senyuman, sapaan dan salam dari para motivatornya.   Tak lupa juga motivator biMBA menghargai kedatangan anak dengan menyebutkan nama si anak didik, agar anak didik merasa lebih nyaman, dekat dan hangat dalam lingkungan belajar yang menyenangkan.

Referensi :
Yosodipuro, Arif. Siswa Senang Guru Gemilang : Strategi mengajar yang menyenangkan dan mendidik dengan cerdik. Jakarta : Kompas Gramedia. 2013
Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa. 2004


MAKNA BELAJAR

MAKNA BELAJAR

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun impilisit (tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam belajar meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum dan modul-modul pengembangan kurikulum. Kegiatan belajar terdiri dari kegiatan psikhis dan fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif.

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:
1) Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran.
2) Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.
3) Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan gerakan jasmani.


Sumber : http://perdita-alazhar2.blogspot.com/p/konsep-dasar-pendidikan-dan-makna.html

MAKALAH KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA


KESULITAN BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Matematika adalah pelajaran yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia selalu menghadirkan konsep matematika seperti menghitung, membagi, menjumlahkan, dan mengurangi. Belajar matematika juga mampu melatih seseorang untuk berpikir logis dan teliti. Peran matematika yang besar bagi kehidupan manusia menjadikan matematika sebagai pelajaran yang jadikan syarat bagi kelulusan siswa untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
Matematika sudah diajarkan mulai dari pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Meskipun matematika sudah diajarkan sejak SD, masih banyak siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi kurang menguasai konsep matematika. Bahkan terkadang pelajaran matematika telah menjadi penyebab kegagalan siswa untuk lulus ujian sekolah sehingga pelajaran matematika dianggap sangat menakutkan bagi siswa. kondisi ini telah memicu banyaknya bermunculan les privat atau bimbingan belajar matematika.
Masyarakat biasanya menganggap siswa yang tidak pandai dalam pelajaran matematika adalah siswa yang bodoh. Angapan tersebut adalah anggapan yang salah karena secara psikologi, kemampuan seseorang bisa dilatih. Siswa yang kurang pandai dalam pelajaran matematika adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh gangguan sistem saraf (dyscalculia), namun juga disebabkan oleh kurangnya kualitas materi, metode pembelajaran yang mekanistik, dan model pembelajaran yang monoton atau sulitnya konsep matematika untuk dipahami.
Mengingat pentingnya pelajaran matematika, kesulitan belajar matematik tersebut harus segera diatasi supaya anak bisa menyerap informasi matematika dengan mudah. Sayangnya, banyak guru dan orang tua yang belum mengetahui informasi tentang kesulitan belajar siswa sehingga cap “anak bodoh” masih sering terdengar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian tentang kesulitan belajar matematika siswa SD. Kajian ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat khususnya guru dan orang tua tentang kesulitan belajar matematika dan cara menanganinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1.      Apa sajakah faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika pada anak?
2.      Apa sajakah gejala yang tinbul ketika anak mengalami kesulitan belajar?
3.      Bagaiman cara mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa SD dalam menyelesaikan soal-soal Matematika.
2.      Untuk mengetahui penyebab kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa SD dalam menyelesaikan soal-soal Matematika.
3.      Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa SD dalam menyelesaikan soal-soal Matematika.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kesuliatan Belajar Matematika
Menurut National Institute of Health USA (Ridwan Idris, 2009), kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak yang di tandai oleh adanya kesenjangan yang di signifikan antara taraf intelegensia dan kemampuan akademik yang seharusnya di capai. Selain definisi tersebut,  menurut Sudrajat (2009) kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas di antaranya:
a.      Learning Disorder
Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh: siswa yang sudah terbiasa dengan olahraga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

b.      Learning Disfunction
Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya sisiwa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental dan gangguan psikologis lainnya. Contoh: siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dia sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah di latih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.

c.     Under Achiever
Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki timgkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh: siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130-140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

d.     Slow Learner
Slow Learner atau kambat belajar adalah sisiwa yang lambat dalam prosses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memmiliki taraf potensi intelektual yang sama.

e.     Learning Disabilitas
Learnimg Disabilitas atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau manghindari belajar, srhingga hasil belajar di bawah potensi intelekualnya.

Pengertian matematika menurut  Johnson  dan  Mykleburt yang  dikutip  Mulyono  Abdurrahman  (1999),  matematika  adalah  bahasa simbolis  yang  fungsi  praktisnya  untuk  mengekspresikan  hubungan-hubungan kuantitatif  dan  keruangan  sedangkan  fungsi  teoretisnya  adalah  untuk memudahkan berpikir. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian kesulitan belajar matematika adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak yang di tandai oleh ketidak mampuan anak untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif  dan  keruangan.
Dari pernyataan di atas, dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar matematika adalah suatu kesulitan yang berdampak serius pada kamampuan anak didik dalam menerima pelajaran matematika. Kesulitan tersebut berasal dari luar (eksternal) dan dari dalam (internal) anak didik.

B.  Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Matematika
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, dan sering bolos dari jam pelajaran matematika. Adapun faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak antara lain:
1.      Faktor Internal Siswa
Menurut Muhibbin Syah (2009), faktor internal adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Menurut Resty Rahajeng (tanpa tahun) faktor internal siswa yang menyebabkan kesulitan belajar matematika dapat berupa fisiologis, kecerdasan, motivasi, dan minat.
a.       Fisiologis
Faktor fisiologis berkaitan dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf atau pun bagian-bagian tubuh yang lain. Guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan dan memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kondisi fisik yang berkaitan dengan kesehatan anak juga sangat mempengaruhi proses belajar anak, pada saat anak sakit tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik sehingga proses menerima atau memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit faktor fisiologis lainnya yang dapat menyebabkan munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap seperti buta, tuli, bisu dan lain sebagainya.
 
b.      Kecerdasan (IQ)
Keberhasilan individu mempelajari berbagai pengetahuan ditentukan pula oleh tingkat kecerdasannya. Bila seseorang telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan, tetapi kecerdasan individu yang bersangkutan kurang mendukung, maka pengetahuan yang telah dipelajarinya tetap tidak akan dimengerti.

c.       Motivasi
Motivasi juga sangat menentukan keberhasilan belajar. Motivasi merupakan dorongan untuk mengerjakan sesuatu. Dorongan tersebut ada yang datang dari dalam individu yang bersangkutan dan ada pula yang datang dari luar individu, seperti peran orang tua, teman dan guru.

d.      Minat
Minat belajar dari dalam individu sendiri merupakan faktor yang sangat dominan dalam pengaruhnya pada kegiatan belajar, karena jika dalam diri individu tidak mempunyai kemauan atau minat untuk belajar maka pelajaran yang diterimanya hasilnya akan sia-sia.

2.      Faktor eksternal Siswa
Faktor eksternal adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Menurut Resty Rahajeng (tanpa tahun) faktor eksternal dapat berupa lingkungan keluarga, masyarakat, guru, dan media pembelajaran.
a.       Lingkungan Keluarga
   Status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan suasana lingkungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.


b.      Lingkungan Masyarakat
Peran masyarakat sangat mempengaruhi anak dalam belajar. Setiap pola masyarakat yang mungkin menyimpang dengan cara belajar di sekolah akan cepat sekali menyerap dalam diri anak, karena ilmu yang didapat dari pengalamannya bergaul dengan masyarakat akan lebih mudah diserap oleh anak dari pada pengalaman belajarnya di sekolah. Jadi peran masyarakat akan dapat merubah tingkah laku anak dalam proses belajar
c.       Guru
Peran guru juga sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Cara guru mengajar sangat menentukan keberhasilan belajar. Sikap dan kepribadian guru, dasar pengetahuan dalam pendidikan, penguasaan teknik-teknik mengajar dan kemampuan menyelami alam pikiran setiap siswa merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu guru sebagai motivator, fasilitator, inovator dan konduktor masalah-masalah individu siswa perlu menjadi acuan selama proses pembelajaran berlangsung.
d.      Media Pembelajaran
Media pembelajaran seperti buku-buku pelajaran, alat peraga, alat-alat tulis juga mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh media pembelajaran yang memadai. Media pembelajaran tersebut akan menunjang proses pemahaman anak. Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, meskipun kemampuan setiap anak berbeda satu dengan yang lainnya. Pada saat anak mengalami kesulitan belajar dan mendapatkan nilai yang rendah sebaiknya orang tua atau guru tidak mengatakan bahwa anak tersebut bodoh atau gagal, akan tetapi mencari tahu apa penyebab dari masalah anak tersebut dan memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitannya.

C.     Gejala-Gejala Kesulitan Belajar
Menurut Sudrajat (2009) kesulitan belajar dapat di manifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif. Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain:
1.      Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang di capai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang di milikinya.
2.      Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
3.      Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang di sediakan.
4.      Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5.      Menunjukkan perillaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencata pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebabainya.
6.      Menunjukkan gejala emosionalyang kurang wajar, seperti: pemurun g, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan keiteria sebagai batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas bagi siswa yang dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
D.  Upaya Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika
Untuk mencegah atau mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak di perlukan peran orang tua dan guru agar memberikan perhatian yang cukup kepada anak, sehingga kekurangan atau kelemahan-kelemahan mereka dapat di ketahui dan di atasi. Menurut Muhibbin Syah (2000) ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar matematika pada siswa. Kedua langkah pemecahan permasalahan kesulitan belajar matematika tersebut dapat di lakukan dengan dua pendekatan antara lain:
1.      Pendekatan yang pertama, yaitu penanganan matematika yang intensif, dapat dilakukan dengan teknik individualisasi yang dibantu tim. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama.
2.      Pendekatan yang kedua, yaitu jalan pintas, dengan memberikan kalkulator untuk menghitung. Pendekatan ini dilakukan untuk anak yang mengalami gangguan matematika yang disebabkan oleh gangguan fisiologis yaitu dyscalculia. Hal ini sederhana karena anak dengan problem dyscalculia tidak memiliki masalah dengan kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung angka-angka tersebut.


BAB III
 KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari kajian tentang kesulitan belajar matematika ini adalah:
1.      Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
2.      Gejala kesulitan belajar matematika dapat dilihat dari perilaku, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif.
3.      Penangan kesulitan belajar matematika bisa dilakukan dengan dua pendekatan yaitu peer tutorial dan pendekatan dengan alat bantu menghitung.

B.     Saran
Saran yang dapat disampaikan melalui kajian kesulitan belajar matamatika ini adalah:
1.      Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan kesulitan belajar anak dan membimbingnya dengan cara yang benar.
2.      Guru sebaiknya lebih teliti dalam mendiognosis penyebab kesulitan belajar matematika siswa supaya dapat ditangani dengan tepat.
3.      Kesulitan belajar matematika siswa membutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan orangtua siswa supaya penanganan kesulitan belajar matematika dapat berhasil.
                                                   


DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat, 2009. Kesulitan Belajar. Wordpress.com

Muhibbin Syah, 2000. Psikologi pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung

http//www.kesulitanbelajar.org

Abu Ahmadi & Supriyono Widodo, 2004.  psikologi Belajar. Rineka Cipta:                   Jakarta.

M. Ngalin Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung

Bimo Walgito, 1980. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta