Sabtu, 21 Desember 2013

MAKALAH TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN RANAH MOTORIK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam pelaksanaan program pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun pada lembaga pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik memegang peran yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai keterampilan kerja secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan pada dasarnya adalah proses belajar mengajar yang dilakukan pada pelajaran bidang studi kejuruan, seperti teknik mesin, teknik sipil, dan sebagainya. Sedangkan mata pelajaran praktik adalah mata pelajaran yang lebih ditekankan pada kegiatan mengaplikasikan suatu teori dalam kondisi dan situasi yang terbatas, seperti pada laboratorium, bengkel, ruang kerja, dan sebagainya. Misalnya pelajaran praktik menjahit pakaian, adalah pelajaran yang sifatnya mengaplikasikan teori-teori menjahit pakaian dalam situasi dan kondisi yang sesungguhnya; pelajaran praktik kayu adalah menerapkan teori-teori konstruksi bangunan dalam membuat benda dari kayu antara lain : kusen, meubel, kuda-kuda kayu, dan sebagainya.

Menurut Starr, dkk., (1982) karena pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja atau industri, maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk membekali lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja. Dengan demikian, mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran dan pelatihan praktik yang hampir menyerupai dunia kerja. Seperti diungkapkan Raiser & Gagne (dalam Glassman & Nottaly, 1982) bahwa keterampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya. Jadi, keterampilan kerja hanya berhasil diajarkan melalui serangkaian kegiatan praktik.

Nolker & Schoenfeldt (1983:28) mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam pembelajaran dan pelatihan praktik kejuruan adalah penguasaan keterampilan praktis, serta pengetahuan dan perilaku yang bertalian langsung dengan keterampilan tersebut. Agar siswa mampu menguasai keterampilan kerja yang diharapkan, pengajar harus menerapkan metode/strategi mengajar praktik yang sesuai dengan pembelajaran dan pelatihan praktik. Dalam proses belajar mengajar praktik, strategi mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program. Dalam program pendidikan sistem ganda di sekolah kejuruan, pada dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap, yaitu :
a.       Tahap pertama, pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan di sekolah.
b.      Tahap kedua, praktik keterampilan kejuruan dengan strategi proyek , yang umumnya dilaksanakan di sekolah juga.
c.       Tahap ketiga, pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan strategi praktik industri yang harus dilakukan di industri/dunia kerja.

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran ranah motorik yang meliputi strategi pembelajaran pelatihan industri, pembelajaran praktik kejuruan berbasis proyek, strategi pembelajaran model pelatihan, dan strategi pembelajaran pelatihan laboratorium.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja tahap kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran pelatihan industri ?
2.      Apa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat diterapkan ?
3.      Bagaimana strategi pembelajaran berbasis proyek ?
4.      Bagaimana strategi pembelajaran model pelatihan (Training Model) ?
5.      Apa saja prosedur dalam strategi pembelajaran pelatihan laboratorium ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui tahap kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran pelatihan industri
2.      Mengetahui persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat diterapkan
3.      Mengetahui strategi pembelajaran berbasis proyek
4.      Mengetahui strategi pembelajaran model pelatihan (Training Model)
5.      Mengetahui prosedur dalam strategi pembelajaran pelatihan laboratorium



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Pembelajaran Pelatihan Industri (Training Within Industry)
Nolker & Schoenfeldt (1983) menyebutkan untuk mengajarkan praktik keterampilan dasar kejuruan perlu digunakan strategi tertentu agar siswa paham, baik secara kognitif dan sekaligus secara motorik langkah-langkah dasar suatu keterampilan kerja kejuruan. Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983) salah satu strategi pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan dasar kejuruan adalah strategi pembelajaran pelatihan industri (Training Within Industry/TWI) yang terdiri atas 5 tahap kegiatan pembelajaran, yaitu :
1.      Tahap persiapan
2.      Tahap peragaan
3.      Tahap peniruan
4.      Tahap praktik
5.      Tahap evaluasi

Ø  Tahap Pembelajaran& Penerapan di Kelas
a.      Persiapan
Secara garis besar kegiatan guru dalam tahap ini adalah mempersiapkan lembar kerja (job sheet), menjelaskan tujuan pembelajaran dan pelatihan, menjelaskan arti pentingnya, membangkitkan minat siswa, menilai dan menetapkan kemampuan awal siswa. Secara pokok kegiatan guru dalam tahap ini adalah merencanakan, menata, dan memformulasikan kondisi pembelajaran dan pelatihan sehingga ada kaitan secara sistematis dengan strategi yang akan diterapkan.


b.      Peragaan
Dalam tahap peragaan ini strategi penyampaian yang digunakan harus disesuaikan dengan media pembelajaran dan pelatihan praktik yang tersedia.
c.       Peniruan
Dalam melakukan kegiatan peniruan, siswa harus ditata dan diorganisasikan kegiatan belajar praktiknya sehingga siswa betul-betul mampu memahami dan melakukan kegiatan kerja sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran dan pelatihan praktik.
d.      Praktik
Pada tahap ini siswa mengulangi aktivitas kerja yang baru dipelajari sampai keterampilan kerja yang dipelajari betul-betul dikuasai sepenuhnya. Hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan guru dalam tahap ini adalah pengaturan strategi pengelolaan dan pengorganisasian pembelajaran dan pelatihan praktik, sehingga siswa betul-betul mampu melakukan kegiatan belajar praktik secara optimal.
e.       Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir yang penting bagi setiap proses pembelajaran dan pelatihan, terutama dalam pembelajaran dan pelatihan praktik kejuruan. Dengan dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan pelatihan praktik, siswa akan mengetahui kemampuannya secara jelas sehinggga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelatihannya.

2.2 Pembelajaran Praktik Kejuruan Berbasis Proyek
Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983) terdapat persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat diterapkan, antara lain:    
a.       Sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu problem yang kompleks
b.      Para peserta yang memiliki kebebasan seluas mungkin, untuk mengadakan penentuan mengenai subjek, perencanaan, pelaksanaan, serta penerapan proyek
c.       Dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus
d.      Pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek
e.       Diadakan penelitian anatara teori dan praktik
f.       Diperlukan keterampilan mengenai lebih dari satu bidang guna menyelesaikan problem yang ditimbulkannya
g.      Pekerjaan proyek dibagi dalam kelompok-kelompok
h.      Sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan berfaedah

Strategi pembelajaran berbasis proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu :
1.      Tahap perencanaan pembelajaran proyek merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, maka langkah-langkahperencanaan dirancang sebagai berikut :
a.       Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek
b.      Menganalisis karakteristik siswa
c.       Merumuskan strategi pembelajaran
d.      Membuat lembar kerja
e.       Merancang kebutuhan sumber belajar
f.       Merancang alat evaluasi
2.      Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek merupakan proses yang akan memberikan pengalaman belajar yang kompleks. Agar proses pelaksanaan praktik kejuruan dengan menggunakan strategi berbasis proyek ini dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan :
a.       Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
b.      Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja
c.       Mengelompokkan siswa sesuai dengan tugas masing-masing
d.      Mengerjakan proyek
3.      Tahap evaluasi pembelajaran proyek merupakan tahap yang paling penting dalam pembelajaran strategi proyek yaitu agar guru dapat mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran praktik dapat tercapai.

2.3 Strategi Pembelajaran Model Pelatihan (Training Model)
Modeling sering digunakan untuk memberi kemudahan, baik pada pola    tingkah laku yang jarang dilakukan, yang sering menyebabkan ketakutan dan kecemasan maupun untuk melatih tingkah laku baru, seperti dalam pengembangan bahasa dan keterampilan motorik (Joice and Weil, 1986).
Secara umum model pembelajaran pelatihan terdiri atas enam tahap, yaitu :
a.      Penyampaian tujuan, langkah awal dari urutan pembelajaran praktik kejuruan adalah merumuskan dan penyampaian tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar praktik kejuruan. Seperti diungkapkan Degeng (1989:38) bahwa tugas pembelajaran pada hakikatnya mengacu pada hasil yang ingin dicapai atau diharapkan.
b.      Penjelasan materi pendukung, materi pendukung praktik disajikan oleh instruktur dengan menggunakan strategi ceramah dan dengan bantuan audio visual.
c.       Pendemonstrasian untuk kerja, siswa harus dapat mengerjakan sesuatu yang sudah diperagakan. Untuk menghindari kesulitan dalam demonstrasi, ada empat hal yang harus dilakukan guru, yaitu (1) mengatakan kepada siswa bahwa pada giliran berikutnya ia juga harus melakukan keterampilan yang ditunjukkan; (2) mengatakan pada siswa apa saja yang perlu dicatat dalam demonstrasi; (3) mendemonstrasikan keterampilan dan memerikan setiap langkah sebelum melakukan demonstrasi; (4) sebelum praktik, mengingatkan langkah-langkah keterampilan yang penting (Joice & Weil,1986)
d.      Latihan (praktik simulasi), melalui kegiatan praktiklah siswa pada lembaga pendidikan kejuruan akan dapat menguasai keterampilan-keterampilan kerja.
e.       Latihan pengalihan (training transfer), hal ini dilakukan dengan cara : pertama, tugas yang diberikan lebih kompleks daripada tugas yang sudah diajarkan tetapi tugas tersebut masih pada taraf latihan. Kedua, tugas yang diberikan digantikan dengan pengerjaan benda yang sesungguhnya.
f.        Kunjungan industri, dilihat dari bentuk belajar secara umum, bentuk-bentuk perjumpaan antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, terdapat tiga bentuk utama (Nolker & Schoenfeldt, 1983), yaitu darmawisata, widyawisata, dan praktikum pada dunia industri.

2.4 Strategi Pembelajaran Pelatihan Laboratorium (Laboratory Training)
Strategi pembelajaran pelatihan laboratorium awal mulanya dikembangkan oleh Joice and Weil (1986), dan kini strategi ini telah banyak diterapkan pada pembelajaran praktik pada bidang keteknikan/ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya, ada dua dimensi pokok dari strategi ini, yaitu :
1.      Prinsip Pembelajaran Pelatihan Laboratorium
Menurut Joice & Weil (1986), strategi pembelajaran pelatihan laboratorium memiliki dua prinsip utama, yaitu :
a.       Kerja kelompok
b.      Menekankan pengembangan empat area kepribadian, yaitu (1) intrapersonal, (2) interpersonal, (3) dinamisasi kelompok, dan (4) pengarahan diri.

2.      Prosedur pelaksanaan, yaitu :
a.       Pengelompokan, merupakan langkah awal dari model pembelajaran ini, disarankan setiap kelompok terdiri atas 2 sampai 4 orang siswa. Pembentukan kelompok sangat penting artinya, karena melalui kelompok siswa dapat saling belajar dan mengajar, dapat saling memberi dan menerima.
b.      Penyajian teori, merupakan tahap kedua dari metode ini, yang meliputi kegiatan : (1) penyampaian tujuan pembelajaran, (2) penyampaian materi, dan (3) diskusi dan tanya jawab, disertai balikan oleh pengajar.
c.       Latihan/praktik, merupakan tahap ketiga dari strategi ini, di mana dalam tahap ini siswa mulai melakukan praktik kerja sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan ini masih dilakukan dalam laboratorium kerja.
d.      Latihan pada masalah nyata, merupakan tahap akhir dari strategi ini, di mana dalam tahap ini siswa diajak untuk melakukan kerja sesungguhnya terhadap masalah-masalah yang terjadi di dunia nyata, yang sesuai dengan materi yang dibahas.

     Dalam keempat tahap pembelajaran tersebut, pengajar harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga prinsip-prinsip pembelajaran pelatihan laboratorium (intrapersonal, interpersonal, dinamisasi kelompok, dan pengarahan diri) dapat tumbuh dan berkembang pada masing-masing siswa.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program pendidikan SMK maupun pada lembaga   pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik memegang peran yang sangat penting. Dalam program pendidikan pada sekolah kejuruan pada dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap, yaitu :
a.      Tahap pertama, pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan di sekolah.
b.      Tahap kedua, praktik keterampilan kejuruan dengan strategi proyek , yang umumnya dilaksanakan di sekolah juga.
c.       Tahap ketiga, pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan strategi praktik industri yang harus dilakukan di industri/dunia kerja.

     Strategi pembelajaran pelatihan industri (TWI) terdiri atas 5 tahap kegiatan pembelajaran yaitu, (1) tahap persiapan, (2) tahap peragaan, (3) tahap peniruan, (4) tahap praktik, dan (5) tahap evaluasi.

     Sama prinsipnya seperti pembelajaran pada umumnya, strategi pembelajaran berbasis proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu (1) tahap perencanaan pembelajaran proyek, (2) tahap pelaksanaan pembelajaran proyek, dan (3) tahap evaluasi proyek.

Secara umum model pembelajaran pelatihan memiliki enam komponen, yaitu (1) Penyampaian tujuan, (2) Penjelasan materi pendukung, (3) Pendemonstrasian untuk kerja, (4) Latihan (praktik simulasi), (5) Latihan pengalihan (training transfer), dan (6) Kunjungan industri.

Strategi pembelajaran pelatihan laboratorium memiliki empat prosedur, yaitu : (1) Pengelompokan (grouping), (2) Penyajian teori (theory session), (3) Latihan (focused exercises) , (4) Latihan pada masalah nyata (experimentation with real problem).


 DAFTAR PUSTAKA

Joyce, B & Weil, M. 1986. Methods of Teaching. Englewood Cliffs:Prentice-Hall, Inc.
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:Bumi Aksara.
Nolker, H. dan Schoenfeldt,E. 1983. Pendidikan Kejuruan : Pembelajaran, Kurikulum dan Perencanaan. Jakarta:Gramedia.
    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar