Sabtu, 21 Desember 2013

IMPLIKASI TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN



1.    Implikasi Teori Belajar Behaviorisme
Aplikasi teori belajar behavioristik dalam model belajar-mengajar menunjukkan bahwa perbedaan individual akan mempengaruhi keputusan-keputusan metodologi guru. Prinsip prinsip “operant conditioning” dan analisa tugas terlaksana dengan berhasil pada berbagai ragam murid di berbagai situasi belajar. Agar proses belajar mengajar mencapai keberhasilan, maka modifikasi tingkah laku dapat digunakan oleh guru untuk pengelolaan kelas, karena memberikan prinsip-prinsip kelakuan guru yang efektif.
·           Pengajaran terprogram
Pengajaran terprogram menerapkan prinsip-prinsip “operant conditioning”
yang berusaha memajukan belajar dengan:
-       memerinci bahan pelajaran menjadi unit-unit kecil
-       memaksa murid mereaksi unit-unit kecil itu.
-       memberitahukan hasil belajar secara langsung, dan
-       memberi kesempatan untuk bekerja sendiri.
·           Program Pengajaran Individual
Prinsip-prinsip pengajaran terprogram telah diterapkan pula dalam program-program pengajaran individual. Program pengajaran individual disusun dalam bentuk unit-unit belajar-mengajar dengan rumusan tujuan, bahan pelajaran, dan cara-cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tiap-tiap unit belajar mengajar dimulai dengan tujuan belajar yang akan dicapai, baru kemudian aktivitas belajarnya. Aktivitas belajar terdiri atas bahan-bahan pelajaran, pertanyaan tes, dan pertanyaan-pertanyaan.
·         Analisis Tugas
Komponen-komponen pengajaran yang penting menurut pandangan behaviorisme adalah kebutuhan akan analisis tugas yaitu:
-       merumuskan tugas atau tujuan belajar secara behavioral
-       membagi “task” menjadi “subtasks”
-       menentukan hubungan dan aturan logis antara “subtasks”
-       menetapkan bahan dan prosedur pengajaran tiap-tiap “subtasks”
-       memberi “feedback” pada setiap penyelesaian “subtasks” atau tujuan-tujuan tiap kompetensi dasar.
2.      Implikasi Teori Belajar Kognitif
Teori Piaget menjelaskan hubungan antara perbedaan individual, tujuan instruksional, prinsip belajar, dan metode mengajar. Berkaitan dengan perkembangan kognitif anak, ada dua pendekatan tentang readiness, yaitu tingkat perkembangan fungsi-fungsi kognitif dan pengetahuan anak pada mata pelajaran. Dua pendekatan itu akan memberikan pemahaman tentang perencanaan pendidikan yang tepat. Metode belajar discovery dan reception memberikan tambahan pengertian tentang cara-cara untuk mencapai tujuan. Dan tidak semua metode mengajar cocok untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan. Mengajar yang baik adalah melibatkan kecakapan dalam menentukan metode yang efektif.
Piaget, mengemukakan tentang perkembangan kognitif anak sesuai dengan perkembangan usia (= a cognitive developmental perpective). Prinsip teori Piaget dalam praktek pembelajaran dipaparkan berikut.
a.       Belajar aktif. Dalam kaitan ini ditekankan bahwa untuk membantu perkembangan kognitif anak, perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, dengan misalnya melakukan percobaan, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya dan sebagainya.
b.       Belajar lewat interaksi sosial. Lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan bervariasi dan mengarah pada banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dan alternatif tindakan.
c.       Belajar akan lebih berkesan lewat pengalaman sendirI.

3.      Implikasi Teori Belajar Humanistik
Para guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan adalah pewarisan kebudayaan, pertanggung jawaban sosial, dan bahan pengajaran yang khusus. Mereka percaya bahwa masalah ini tak dapat diserahkan begitu saja kepada siswa dan siswi. Pada tipe ini, guru memberikan tekanan akan perlunya sesuatu rencana pelajaran yang telah disiapkan dengan baik, materi yang tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional yang telah ditentukan, dan mereka mempunyai kecenderungan untuk “memper-oleh jawaban yang benar”. Guru lebih menyukai pada suatu pendekatan sistematik yang memanfaatkan pengetahuan hasil penelitian pada kondisi-kondisi belajar yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.
Beberapa karakteristik peran pendidik humanistik dikemukakan berikut :
a.       Guru memfasilitasi siswa mempelajari dirinya sendiri, memahami perasaan dan tindakan yang dilakukannya
b.      Guru mengenali harapan dan imajinasi siswa sebagai bagian penting dari kehidupan siswa dan memfasilitas proses saling bertukar perasaan.
c.       Guru memperhatikan bahasa ekspresi non verbal, seperti gesture dan suara. Melalui ekspresi non verbal ini beberapa keadaan perasaan dan sikap dikomunikasikan oleh siswa.
d.      Guru menggunakan permainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai cara untuk menstimulasi perilaku yang dapat dipelajari dan diubah.
e.       Guru memfasilitas belajar dengan menunjukkan secara eksplisit tentang bagaimana prinsip-prinsip dasar dinamika kelompok sehingga siswa dapat lebih bertanggung jawab untuk mendukung belajar mereka.

4.      Implikasi teori belajar sosial moral
Menurut Jeanne Ellis Ormrod (2008) yang membagi-bagi implikasi teori belajar sosial moral ke dalam 5 bagian berdasarkan asumsi-asumsi dasar teori kognitif sosial yaitu:
Asumsi
Implikasinya bagi pembelajaran
Contoh
Belajar dengan mengamati
Bantulah siswa menguasai perilaku baru dengan lebih cepat dengan memodelkan (mencontohkan) perilaku itu.
Peragakan cara-cara yang tepat untuk menyikapi dan menyelesaikan konflik interpersonal. Kemudian, mintalah siswa bermain peran dalam kelompok tentang penyelesaian konfli, dan berikan pujian kepada mereka yang menggunakan strategi-strategi yang bersifat prososial.
Belajar sebagai proses internal yang bisa tercermin dalam perilaku
Ingatlah bahwa hasil pembelajaran yang baru tidak selalu nampak seketika, melainkan bisa tercermin dalam perilaku siswa kelak di kemudian hari.
Ketika seorang siswa terlibat dalam perilaku yang mengganggu di kelas, ambillah langkah-langkah yang tepat untuk mencegah dan mengurangi perilaku tersebut. kalau tidak, siswa-siswa lain yang menyaksikan perilaku tersebut akan meniru perilaku yang sama pada kesempatan yang lain.
Pengaruh timbal balik antara varianbel lingkungan, perilaku, dan individu.
Doronglah siswa membuat pilihan-pilihan yang akan mengaruh pada pengalaman belajar yang bermanfaat.
Jelaskan manfaat yang akan diperoleh apabila mengikuti kelas menulis tingkat lanjut, tidak hanya sekedar sarana meningkatkan keterampilan menulis, melainkan juga sebagai cara untuk menemukan apakah seorang senang berkarir dalam dunia tulis menulis atau tidak. 
Perilaku yang berorientasi tujuan
Doronglah siswa menetapkan tujuan-tujuan yang produktif bagi diri mereka sendiri, khususnya yang menantang namun dapat dicapai.
Ketika mengajarkan bahasa isyarat untuk membantu siswa berkomunikasi dengan teman kelas yang mengidap tunarungu, mintalah mereka untuk meramalkan berapa banyak kosa kata atau frasa baru yang dapat mereka kuasai setiap minggu.
 Pengaturan perilaku oleh diri sendiri (self regulation of behavior)
Ajari siswa sterategi untuk membantu diri mereka sendiri berprilaku secara tepat dan belajar secara efektif. 
Beri siswa saran-saran yang konkrit mengenai cara mereka agar tidak lupa membawa perlengkapan-perlengkapan ke sekolah yang diperlukan tiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar